SANG PENYELAMAT REPUBLIK
Penulis : Sriyanto, M.P.I.Halaman : 272 hal.
Dimensi :
Berat : 328 gr
Tahun : 2017
ISBN : 978-602-7820-60-9
HARGA : 48.000
Sinopsis:
“Tanpa langkah berani Sjafruddin membentuk dan memimpin PDRI, bisa dipastikan riwayat Republik Indonesia hanya berlangsung singkat dari 17 Agustus 1945 sampai 19 Desember 1948.” (Dr. A.M. Fatwa, Ketua DPD RI)
“Berbicara tentang Sjafruddin Prawiranegara, tidak bisa tidak bicara tentang dua hal: PDRI (Pemerintah Darurat Republik Indonesia) dan PRRI (Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia). PDRI membuktikan dengan jelas jasa Sjafruddin menyelamatkan Republik Indonesia yang pemimpinnya sudah ditawan oleh Belanda. Sedangkan PRRI haruslah dilihat sebagai usaha menyelamatkan RI yang terancam oleh komunisme. PRRI bukanlah gerakan separatis yang ingin memisahkan diri dari Republik Indonesia, melainkan gerakan alternatif untuk menyelamatkan Indonesia”. Prof. Dr. Salim Said (pakar ilmu politik)
Ketika Mr. Sjafruddin Prawiranegara menyelamatkan Republik Indonesia dengan langkah pembentukan PDRI-nya, banyak orang memperdebatkan apakah Sjafruddin bertindak sebagai “Ketua PDRI” atau “Presiden PDRI”. Wakil Presiden Hatta dalam Memoar-nya tetap menyebutnya: “Sang Presiden Darurat”, walau sebenarnya Sjafruddin tak pernah mempersoalkannya. Sjafruddin pernah berucap di markas gerilyanya di Padang Jepang bahwa “Tak pernah mimpi untuk mencari pangkat dan jabatan, di hadapan hanya terbayang perjuangan menyelamatkan Republik bermodalkan kejujuran dan pengorbanan.”
Sebagai seorang pribadi, Sjafruddin Prawiranegara dikenal sebagai sosok yang jujur dan berintegritas tinggi. “Never tainted by corruption and with a reputation for honesty, forthrightness, and solid integrity, he emerged in the 1970s and 1980s as one of the most courageous and respected critics of the Suharto government.” (Prof. George McT. Kahin, Guru Besar Sejarah dan Ilmu Politik di Cornell University Amerika Serikat)
Seluruh waktu dan langkah kehidupan Sjafruddin dipersembahkan untuk Allah Ta’ala dan dakwah. Karena, sebagaimana ucapannya, dakwah itu “tak mungkin bisa dilepaskan dari soal-soal politik, soal-soal kenegaraan.”
“Tidak ada kata-kata yang tepat untuk menggambarkan almarhum Sjafruddin Prawiranegara, selain kata: Istiqamah!”. (Mohammad Natsir Pahlawan Nasional)
Posting Komentar